Sabtu, 20 Februari 2010

Penyakit Cacing Buski

Kapanlagi.com - Pihak Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan mengakui sejak dua dasawarsa ini, sudah ratusan warga di Kabupaten Hulu sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan, terserang penyakit aneh dan langka yakni serangan penyakit cacing Fasciolopsis Buski.
Seperti penuturan Kepala Dinas Kesehatan Prov Kalsel, drg Rosehan Adhani di sela-sela peringatan hari kebangkitan nasional (Harkitnas) di halaman kantor Gubernur Kalsel Banjarmasin, Senin, bahwa penyakit cacing buski di Kalsel diketahui sudah penah menyerang warga setempat sejak tahun 80-an.
Tetapi dari tahun ketahun, serangan penyakit lanka tersebut terus berkurang setelah adanya pemberantasan penyakit tersebut, dan tahun 2007 ini tercatat hanya sebanyak 14 orang yang positip terserang penyakit yang sudah dikatakan endemis di wilayah rawa-rawa Kabupaten HSU.
Menurut dia, penyakit buski sama saja seperti penyakit cacing perut lainnya, tetapi ini lebih ganas, selain penderita kurang gizi akibat parasit cacing buski, perut penderita juga membesar dan rambut kepala rontok akhirnya penderita plontos.
Rosehan Adhani sendiri, tidak tahu persis kenapa penyakit tersebut endemis di beberapa desa kawasan berawa-rawa HSU, padaghal serangan penyakit itu hampir jarang ditemukan di dunia, dan di Indonesia pernah terjadi selain di Kalsel juga di sebuah desa di Propinsi Sulawesi Tengah.
Untuk menanggulangi penyakit tersebut memang Dinkes Kalsel sudah melakukan berbagai penyluhan kepada masyarakat, agar dengan pola hidup sehat, yakni tidak memakan makanan yang belum di masak, terutama makanan yang berasal dari tumbuhan di rawa-rawa, seperti buah teratai dan umbi-umbian di kawasan tersebut.
Selain itu, masyarakat segera berobat kedokter bila diketahui terserang penyakit cacing buski, karena obat terhadap cacing itu sudah ditemukan, dan disediakan di Dinkes kabupaten setempat, sama saja seperti obat cacing yang lain.
Berdasarkan keterangan, tambah Rosehan Ardhani didampingi dr Sriyanto Kepala Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin yang pernah menjadi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten HSU, para penderita penyakit tersebut umumnya adalah anak-anak, dan belum pernah ditemukan kasus serangan terhadap orang dewasa.
Karena anak-anak biasanya suka bermain di air rawa-rawa kawasan desa tersebut kemudian memakan apa saja yang ada di rawa seperti buah teratai, umbi-umbian, dan buah tanaman rawa lainnya tanpa di masak lebih dahulu.
Seperti yang terjadi di desa-desa endemis Kecamatan Sungai Pandan, Kecamatan Babirik, dan Kecamatan Danau Panggang Kabupaten HSU yang ketiga wilayah itu merupakan kawasan yang sebagian besar adalah rawa monotan.
Kasus serangan cacing buski pernah diderita seorang anak kecil Kecamatan Danau Panggang, anak itu menderita perut membesar tetapi kurus kering, kemudian dari mulut keluar binatang aneh seperti lintah darat, bewarna merah dan jumlahnya ribuan ekor, selain dimulut binatang itu juga keluar saat buang air besar, sehingga warga setempat tadinya mengira anak tersebut terkena guna-guna.
Penyakit itu dianggap aneh, karena biasanya kalau diserang penyakit cacing paling dikenal hanya cacing gelang atau cacing kremi belum pernah ada cacing seperti itu, yakni pendek hanya sekitar ibu jari.
Setelah kejadian tersebut maka diturunkan petugas kesehatan untuk meneliti penyakit tersebut, kemudian baru diketahui bahwa penyakit itu adalah Fasciolopsis buski, dan bila anak diketahui diserang penyakit itu oleh petugas kesehatan segera diobati sehingga tidak sampai perut anak membesar kepala plontos dan keluar ribuan binatang aneh seperti itu.
Sementara berdasarkan literatur, Fasciolopsis Buski hanya ada hidup di kawasan Asia Selatan yakni perairan rawa sebarannya wilayah Banglades, Kamboja, China Tengah dan China Selatan, Vietnam, Malaysia, Thailand, Pakistan, dan Vietnam di samping Indonesia.
Cacing ini bukan saja bisa menyerang manusia, juga bisa menyerang babi, anjing, dan kelinci. Cacing buski dewasa bisa sepanjang 75 mm, atau 3 inci dan lebar 20 mm atau 1 inci.
Berdasarkan literartur tersebut, cacing buski tidak hidup di hati, melainkan biasanya hidup diarea teratas usus kecil, dalam jumlah sangat banyak, dan dapat pula hidup di area bawah usus dan di dalam perut, tetapi tak pernah ditemukan di bagian tubuh lain.
Dalam tubuh individu yang terserang cacing buski setiap cacing buski dewasa dapat memproduksi sedikitnya 25 ribu telur per hari, dan terus berkembang biak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar